Rabu, 27 Maret 2013

street water


Jalan di UNNES



Itulah kondisi dijalan  kampus UNNES saat musim hujan tiba. Jalan yang mulai berlubang mengakibatkan genangan air yang lumayan dalam  sehingga mengganggu perjalanan mahasiswa. Selain itu juga tercecer sampah yang menghilangkan keindahan jalan tersebut. Kondisi ini jelas tidak sejalan dengan jarkom UNNES itu sendiri yaitu UNNES konservasi. Keadeaan jalan yang rusak tersebut jelas berpeluang besar membahayakan pengguna jalan, karena selain jalannya licin juga genangan air yang dapat mengancam keselamatan pengendara.
Kondisi jalan tersebut dikarenakan banyaknya sampah baik itu organik maupun anorganik yang menghalangi aliran air dan juga buruknya drainase jalan yang tidak terencana dan tertata dengan baik. Tentunya kita sebagai mahasiswa UNNES prihatin dan patut peduli akan hal tersebut. UNNES sebagai kampus Konservasi selayaknya lebih memperhatikan hal-hal  seperti itu sebagai bentuk perwujudan atau realisasi dilapangan. Dengan segera membenahi drainase dan menambal jalan sekitar kampus UNNES yang berlubang. Hal tersebut sangat diperlukan dikarenakan fungsi jalan yang vital sebagai penghubung transportasi para mahasiswa. Bukan hanya bahaya secara material, hal tersebut juga menimbulkan kerugian materi bagi UNNES. Karena apabila jalan selalu tergenang air maka akan terjadi pengikisan materi yang dapat mengakibatkan jalan-jalan semakin berbahaya.
Untuk mewujudkan jalan yang konservatif banyak hal yang mungkin bisa kita lakukan. Diantaranya dengan meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap lingkungan dan sadar akan gaya hidup yang sehat dan juga menambahkan  drainase serta membersihkan drainase-drainase yang telah ada. Dengan komitmen dari seluruh warga UNNES  hal tersebut akan mudah untukl terealisasikan dengan baik.

Selasa, 19 Maret 2013

Bus UNNES Wujud Konservasi





Bus UNNES Wujud Konservasi


Uneversitas Negeri Semarang menyatakan dirinya sebagai Universitas Konservasi. Untuk mendukung terealisasikannya Univarsitas Konservasi UNNES menyediakan bus yang hilir mudik mengantar mahasiswa-mahasiswa dan untuk menuju fakultasnya. Disediaknnya bus karena adanya parkiran pusat dan kebijakan kampus bebas kendaraan,sehingga para mahasiswa mau tidak mau meninggalkan kendaraannya diparkiran pusat UNNES. Namun, banyak diantaranya fakultas yang masih membuka parkiran untuk mahasiswa hal ini memang menguntungkan mahasiswa yang belajar difakultas tersebut tetapi menimbulkan kecemburuan bagi mahasiswa yang jauh dengan parkiran.
      Bus dipilih sebagai “angkutan umum” para mahasiswa yang malas untuk berjalan atau tidak punya sepeda untuk dikendarai. Memang bus efektif bagi mahasiswa yang mempunyai waktu longgar, selain tidak capek untuk berjalan,menaiki bus juga tidak terkena sinar uv matahari. Sebaliknya bagi mahasiswa yang tidak punya waktu lebih tentu hal itu tidak efektif, karena kendaran  bus dibutuhkan waktu yang lama untuk menunggunya,apalagi bus unnes belum mempunyai jam pemberangkatan yang terjadwal dan pasti faktor lain bus juga selalu penuh sesak saat pergantian mata kuliah untuk mahasiswa yang akan belajar lintas fakultas sehingga tidak memungkinkan untuk menaikinya. Hal tersebut jelas berpotensi meningkatkan presentase keterlambatan dan keefektifan proses belajar mengajar itu sendiri, itulah hal yang bukan hanya mahasiswa yang mengalaminya tetapi dosen,karayawan dan seluruh elemen unnes yang menjalankan kebijakan tersebut.
      Diadakannya bus UNNES memang meminimalisir polusi udara yang tercemar di kawasan kampus UNNES karena kendaraan warga UNNES yang lalu lalang setiap harinya, dan yang paling penting terwujudnya UNNES sebagai Universitas Konservasi. Namun kedaan bus UNNES itu sendiri masih menimbulkan pro kontra dikalangan warga unnes dikarenakan belum adanya koordinasi bus yang baik dan pelayanan yang kurang efektif dan efisien sehingga mengurangi efesiensi waktu yang banyak terbuang karena pelayanan yang kurang baik,seharusnya jika komitmen menjalankan kebijakan tersebut mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yang dapat mendukung terealisasikannya kebijakan itu sendiri.
      Hal yang mungkin dapat mendukung kebijakan tersebut seperti menambah kuota bus, membuat jadwal pemberangkatan yang jelas dan sesuai dengan kepentingan dan mempunyai sistem koordinasi yang baik demi kelancaran, kenyamanan, keaamanan dan UNNES yang konservatif tentunya. Dan alangkah baiknya apabila bukan hanya meminimalisir polusi tapi meniadakan lagi polusi udara di UNNES, mungkin dengan membuat komitmen dan kesadaran gaya hidup sehat semua warga unnes untuk tidak menggunakan kendaraannya di kawasan UNNES sehingga secara tidak langsung membiasakan dirinya untuk hidup sehat dan konservatif sesuai tujuan utama UNNES Konservsi.